Kutulis sajak bisu
Hanya untuk mengenangmu, wahai rakyatku
Berkibar benderamu
Hanya untuk mengagungkan nama pemimpinmu
Yang entah peduli atau tidak
Pada nasib hari esokmu
Kucoba eja dengan kedua mata terbuka
Disana banyak diantara kita
Tak banyak bercerita
Tentang derita batin kita
Yang telah lama tertanam di jiwa
Hidup diantara belantara yang menganga
Terporak poranda diantara kerumunan kemiskinan
Tersandung gundukan hutang negara
Hingar bingar suara yang memecah pasar
Tak sebingar deru perut kita yang lapar
Gebyar warna terang lampu pesta di kota kita
Tak seterang hati penghuninya
Yang gelap gulita tertutup kemelut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar